HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUCIL
Abstrak
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikiatri yang kompleks, ditandai dengan adanya gangguan berpikir berupa delusi, halusinasi, pikiran kacau dan perubahan perilaku. Tanda lain pada skizofrenia berupa hilangnya motivasi (avolitin), menurunnya pengendalian emosi serta sulitnya berbicara. Fenomena kekambuhan terutama disebabkan oleh kepatuhan pengobatan pada pasien gangguan jiwa. Adanya studi menunjukkan faktor munculnya kekambuhan disebabkan karena kurangnya kepatuhan. tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan dukungan sosial dan motivasi keluarga dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Krucil. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah desain studi analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertempat di Wilayah Kerja Puskesmas Krucil. Populasi yang pasien skizofrenia sebanyak 63 yang sedang menjalani pengobatan. Sample dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia sebanyak 54 orang yang sudah sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Uji analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji spearman rank. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Dukungan sosial yang tinggi dengan kekambuhan 2 kali dalam 3 bulan sejumlah 10 (18,5%) responden tetapi ada juga dukungan sosial yang tinggi dengan kekambuhan <2 kali dalam 3 bulan sejumlah 9 (16,7%) responden. Sedangkan Motivasi keluarga yang tinggi dengan kekambuhan <2kali dalam 3 bulan sejumlah 10 (18,5%) akan tetapi ada juga motivasi keluarga yang tinggi dengan kekambuhan >2kali dalam 3 bulan sejumlah 4 (7,4%) responden. Hasil uji spearman rank di dapat p value= 0,000 dengan α= 0,05. Masyarakat memberikan dukungan dalam proses pengobatan sejak awal sehingga bisa mengurangai stigma-stigma yang buruk bagi penderita Skizofrenia di lingkup sosial serta motivasi keluarga yang tinggi dapat membuat keluarga tersebut turut serta dalam memantau kondisi responden baik pada waktu minum obat maupun pada waktu sehari-hari, sehingga responden juga merasa seperti mendapatkan perhatian dari keluarga.